Bisnis.com, MATARAM – Distribusi pupuk melalui Pelabuhan Lembar hingga Agustus 2025 mencapai 81 ribu ton atau naik 8,6% jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2024 yang jumlahnya 76 ribu ton. Branch Manager SPMT Lembar, Kunto Wibisono, menjelaskan kenaikan ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pertanian di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) serta momentum pemulihan ekonomi regional.
Lonjakan distribusi pupuk ini menjadi sinyal positif bagi sektor pertanian. Komoditas yang membutuhkan banyak pupuk di NTB antara lain padi, di mana luas panen tanaman padi mencapai 270.092 hektare, dengan produktivitas 53,7 ku/ha. Produksi padi di NTB mencapai 1,45 juta ton.
Selain padi, NTB juga penghasil jagung, dan sejumlah komoditas penting lainnya. “Peningkatan ini menunjukkan respons positif petani terhadap kondisi iklim yang lebih kondusif. Kami berkomitmen mendukung kelancaran distribusi pupuk demi menjaga ketersediaan input pertanian di NTB,” jelas Kunto dari keterangan resminya, Rabu (24/9/2025).
Data Bank Indonesia dan BPS NTB menunjukkan, setelah kontraksi 2,32% pada kuartal I/2025, ekonomi NTB tumbuh 6,56% pada kuartal II/2025. Pertumbuhan non tambang tercatat 5,57%, sementara industri pengolahan melonjak 37,69%, sebagian ditopang dari sektor pertanian. Untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan, SPMT Lembar melakukan optimalisasi layanan terminal, mulai dari percepatan bongkar muat, digitalisasi logistik, hingga pemeliharaan infrastruktur.
“Kami terus meningkatkan kualitas pelayanan di pelabuhan, agar distribusi pupuk berjalan lancar dan merata di seluruh NTB,” kata Kunto. Ketersediaan pupuk yang terjamin turut mendukung ketahanan pangan regional. Hingga Juli 2025, pengadaan beras di NTB mencapai 77.194 ton dengan distribusi terbesar di Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Kota Mataram.
SPMT Lembar optimistis tren positif ini akan berlanjut seiring intensifikasi pertanian pemerintah daerah. “Kami siap terus berinovasi dalam mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan sektor pertanian NTB” ujar Kunto
